1 Oktober 2014

Minim Privasi, Pekerja tidak Betah di Kantor

APAKAH sering merasa tak nyaman di tempat kerja karena tak ada privasi? Jika demikian, Anda tidak sendirian. penelitian internasional dari Ipsos dan Grup Penelitian Workspace Futures dari Steelcase menunjukkan bahwa 85% dari total pekerja yang disurvei menyatakan tidak puas dengan lingkungan kerja mereka.

Selain itu, sebanyak 95% mengatakan ingin bekerja secara pribadi. Dan 31% di antaranya meninggalkan kantor agar pekerjaan selesai. Hanya sekitar 41% mengatakan berusaha untuk menyesuaikan diri di tempat kerja mereka. Survei itu dilakukan pada 10.500 karyawan dari kantor terbuka di 14 negara kawasan Eropa, Asia, dan Amerika Utara.

Tingginya ketidaknyamanan pekerja di kantor disebabkan tiga hal. Pertama, karyawan akan kehilangan 86 menit sehari karena gangguan. Kedua, karyawan tidak termotivasi, tidak produktif, dan terlalu stres. Ketiga, kapasitas berpikir dan bekerja secara kretif dan konstruktif menjadi kecil.

“Masalah utama dari kantor terbuka ialah distraksi, otak kita seperti putaran, sekali kita terdistraksi, akan sulit untuk direm,“ pungkas David Rock, penulis Your Brain at Work seperti dilansir 360.steelcase.com. Ia menyebutkan sekali otak manusia terdistraksi selama 11 menit, menurutnya, butuh waktu 23 menit untuk kembali terkonsentrasi dengan pekerjaan yang sedang diselesaikan.
Bagi Direktur Grup Penelitian Workspace Futures dari Steelcase Donna Flynn, banyak perusahaan saat ini berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan keseimbangan privasi dalam kantor dengan konsep ruang terbuka tersebut. Dalam pandangannya, konsep privasi sendiri sebetulnya sangat dibutuhkan setiap orang.

“Kebutuhan untuk privasi terkadang sama seperti bekerja di masyarakat, bersikap sebagai makhluk sosial berada bersama yang lain, menjadi kebutuhan mendasar manusia juga sebagai makhluk pribadi,“ tukas Donna. Namun, terkadang penilaian mengenai privasi dari setiap negara bisa berbeda.

Bila dibandingkan, antara karyawan kantor di Amerika Serikat dan Tiongkok, penelitian grup penelitian Workspace Futures dari Steelcase menunjukkan bahwa karyawan Amerika Serikat butuh lebih banyak privasi ketimbang Tiongkok. Itu lebih disebabkan budaya kerja setiap negara yang mana AS membutuhkan kontrol simulasi secara individu, sedangkan Tiongkok lebih mementingkan kontrol informasi secara kolektif.

Oleh karena itu, tim survei merekomendasikan lima hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi krisis privasi di kantor terbuka, yakni berusahalah tidak terlihat, pilih yang mau dilihat, pilih rekan kerja untuk berbagi rasa, lindungi diri dari tekanan, dan pisahkan diri jika memang jenuh.(http://www,theguardian,com/360.steelcase.com/Irene Harty/E-5) Media Indonesia, 1/10/2014, halaman : 17